Sambutan Direktur PPK dalam ASEAN Panji Festival 2023
Cerita Panji adalah sebuah pusaka budaya Nusantara yang sudah diakui sebagai Memory of the World (MoW) oleh UNESCO pada 31 Oktober 2017. Cerita Panji adalah produk kebudayaan yang berasal dari Jawa Timur yang secara garis besar menceritakan kisah cinta antara Raden Panji Asmarabangun atau Panji Inukertapati dari Kerajaan Jenggala dan Dewi Sekartaji atau Dewi Candrakirana dari Kerajaan Panjalu atau Kadiri.
Kisahnya dipahat dalam relief di belasan candi di Jawa Timur, dikisahkan dalam banyak dongeng, dituliskan dalam naskah-naskah kuno, disajikan dalam berbagai seni pertunjukan, dipacak sebagai karya rupa wayang, dilukiskan menjadi motif batik sebagai presentasi etis dan estetis sekaligus.
Kisah Panji menyebar ke seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, seluruh Sumatera hingga semenanjung Melayu, bahkan lebih populer di Malaysia, Kamboja, dan Thailand. Dengannya, Panji sesungguhnya telah menjadi milik bersama bangsa-bangsa Asia Tenggara. Bahkan sebagai babon cerita dengan teba yang begitu luas, kisah Panji menjadi semacam budaya banding atau bahkan budaya tanding (counter culture) dari kisah besar Ramayana dan Mahabarata. Kisah Panji merupakan revolusi kesusastraan terhadap tradisi lama (India).
Cerita Panji ialah pusaka leluhur Nusantara yang masih tetap relevan bagi kehidupan sekarang dan masa mendatang. Untuk itu Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan mengadakan pentas kolaborasi sembilan negara-negara ASEAN dengan mengangkat kisah Panji yaitu Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, Vietnam
Sebelum.nya, kegiatan serupa pernah diselenggarakan pada tahun 2018 tapi yang terlibat hanya tiga negara yaitu Indonesia, Thailand dan Kamboja, sehingga momen ini menjadi istimewa karena hampir semua negara ASEAN bisa terlibat. Pada saat yang sama, hal ini juga membuktikan Panji sebagai pengikat kebudayaan ASEAN.
Kisah Panji mengingatkan kita untuk menjaga warisan pencapaian peradaban bangsa yang berisi nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karenanya kegiatan ini sekaligus menjadi sebuah upaya kontekstualisasi nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Panji dalam transformasi terkait bentuk (format), waktu, pelaku, setting, dan jalan cerita, serta penafsiran estetisnya, dengan tetap mengacu pada substansi cerita Panji.
Kegiatan ini merupakan sebuah usaha pengejawantahan budaya Panji sebagai sebuah tawaran nilai peradaban, sebagai sebuah dokumen budaya yang berguna untuk lebih memahami kebudayaan dan peradaban, yang termunculkan melalui disiplin-disiplin antropologi, ideologi ikonografi bahkan religiusitas.
Di Sisi lain, kegiatan ini menjadi upaya untuk menemukan perangkat-perangkat ide dari tinggalan peradaban untuk digali lagi berbagai kemungkinan makna dan kontekstualitasnya dalam laju jaman. Karena Kisah Panji dalam perspektif kebudayaan sebagai hasil, bisa menjadi konteks untuk menanggapi, menafsir, memberi arti, dan mempersepsi diri dan kehidupan kita bersama secara kreatif dan objektif.
Dengannya, pemaknaan atas Kisah Panji menjadi semacam refleksi kultural untuk memahami kedalaman makna suatu fase budaya sekaligus mengajak kita bergerak ke masa depan yang lebih baik sebagai sebuah kelompok masyarakat yang multikultural. Hal ini yang menjadikannya tetap kontekstual dalam waktu mendatang.
IRINI DEWI WANTI
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan
Kemendikbudristek RI
Foto oleh Henri Nurcahyo
Cerita Panji adalah sebuah pusaka budaya Nusantara yang sudah diakui sebagai Memory of the World (MoW) oleh UNESCO pada 31 Oktober 2017. Cerita Panji adalah produk kebudayaan yang berasal dari Jawa Timur yang secara garis besar menceritakan kisah cinta antara Raden Panji Asmarabangun atau Panji Inukertapati dari Kerajaan Jenggala dan Dewi Sekartaji atau Dewi Candrakirana…