Dialog Hati Roman Oi dan Ridwan

Catatan Henri Nurcahyo DUA pelukis pameran bersama, Roman Chuza atau Roman Oi dan Ridwan SS di Galeri Dewan Kesenian Surabaya. Dibuka Sabtu (9/9) oleh sesepuh Aksera yang masih tersisa, Nuzurlis Koto, dengan titel “Ilustrasi Idiom,” berlangsung hingga 15 September. Tapi saya lebih suka menyebut titel pameran ini dengan istilah “Dialog Hati”.   Kedua pelukis ini…

read more

Dokumentasi Berharga 52 Tahun Festival Ramayana Internasional

Catatan Henri Nurcahyo ARIF ROFIQ menerbitkan buku, judulnya (ambil nafas dulu): “Melacak Jejak Pengembangan Wisata Budaya Jawa Timur. (ditambah subjudul:) Festival Ramayana Internasional 1971 sebagai Tonggak Sejarah Pengembangan Seni Tari dan Karawitan Jawa Timuran.” Buku ini lantas dibedah (tepatnya diluncurkan) di lobi gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Kamis sore, 31 Agustus 2023. Tanggal…

read more

Jaka Tarub Dikejar Macan di Kampung Maspati

Catatan Henri Nurcahyo MENGAWALI pentas keliling 9 (Sembilan) kampung Surabaya, Ludruk “Luntas” Surabaya menyajikan lakon “Jaka Tarub Gugat” di kampung lawas Maspati, tepatnya di tepi jalan Bubutan sisi barat, Sabtu malam (12/8/23). Bagaimana cerita lengkapnya, semua orang (dianggap) sudah tahu, jadi tidak perlu dilakonkan di atas panggung. Apa yang dilakukan Robets Bayoned selaku sutradara Luntas…

read more

Hendro Siswanggono, Dokter yang Penyair

SUDAH sangat lama saya mendengar nama Hendro Siswanggono. Dalam buku “Antologi Puisi 25 Penyair Surabaya” terbitan Dewan Kesenian Surabaya (DKS) tahun 1975 saya temukan terpampang karyanya. Sudah lama, 48 tahun yang lalu. Belakangan saya dengar dia tinggal di Sidoarjo dan saya diberi kontak oleh Mas Eka Budianta untuk bertemu dengannya. “Ketemu di RS Delta ya,…

read more

Kenangan Ganjar Pranowo tentang Nirwan

Sekitar tahun 1989 seorang mahasiswa asal Makassar mengajakku nonton di Bioskop Mataram Jogja. Masalahnya kita sama sama kere alias nggak punya uang. Di tengah kebuntuan. Pemuda ini punya ide “brilian”. “Udahlah Njar, pakai duit SPP mu dulu. Eman-eman kalau nggak nonton. Kalau tulisanku dimuat, nanti aku ganti” Meski awalnya menggerutu, akhirnya saya mau. Jadilah kami…

read more

BUKU, KUDA, NIRWAN ARSUKA

Oleh Hamid Basyaib TIBA-tiba suatu sore Nirwan Arsuka muncul di kantor saya di Mampang, dengan sepeda motor yang warna dan modelnya kontan mengingatkan saya pada motor tukang pos yang tiap bulan mengantarkan wesel dari kampung. Dua lapis pakaiannya terbungkus jaket kulit hitam. Kerapatan sapu tangan penutup mulutnya memastikan ia mustahil ditembus debu Jakarta. Tak jelas…

read more

In Memoriam Nirwan Ahmad Arsuka: Nabi yang Membuka Jendela Semesta

Oleh Syaefudin Simon Innalillahi wainnailaihi rojiun. Sahabat kita, pegiat literasi untuk wong cilik dan terpencil di Nusantara telah pergi meninggalkan kita semua. Nirwan, pendiri perpustakaan bergerak itu, telah membuka jendela dunia untuk anak-anak dan warga yang hidup di daerah terpencil. Pustaka Bergerak yang telah menyalurkan buku-buku bacaan ke seluruh pelosok Nusantara adalah legasi Nirwan yang…

read more

Sarip Tambak Oso Versi Ludruk Luntas

Catatan Henri Nurcahyo SARIP Tambak Oso adalah lakon klasik yang sangat populer bagi kelompok ludruk. Ceritanya juga sudah dihapal oleh para penggemar ludruk. Kisah tentang seorang pemuda yatim yang nakal, berandal, namun sangat mencintai ibunya. Sarip sangat peduli terhadap nasib orang miskin dan menderita, akibat perlakukan penjajah yang menindas. Maka Sarip melawan orang-orang Belanda dan…

read more

Ikut Misa Arwah Henricus Supriyanto, Apakah Auto Murtad?

Catatan Ringan Henri Nurcahyo HARI Rabu, tanggal 19 Juli 2023, dilaksanakan Misa Arwah bagi almarhum Henricus Supriyanto yang meninggal dunia 100 hari sebelumnya, tepatnya 21 April 2023. Acara yang sama dibarengkan dengan misa untuk almarhum istrinya, Bernadeta Suryati, yang meninggal dunia 21 Juli 2022, satu tahun yang lalu. Kebetulan pula, 24 hari sebelum Henricus meninggal…

read more

LUNTAS, LUDRUK TOBONG SATU-SATUNYA

Ludruk Nom-noman Tjap Arek Suroboyo (Luntas) adalah satu-satunya kelompok ludruk yang berani membuat tobong sendiri. Tidak mengharapkan bekas kasihan fasilitas dari pemerintah, termasuk order dari Dinas Pariwisata. Namun kelompok ludruk pimpinan Robert Bayoned ini secara konsisten setiap Sabtu malam menggelar pementasan di tobongnya sendiri di Jalan Karang menjangan 21 Surabaya. Pertunjukan yang digelar semalam, (17/06/23)…

read more