BUKU, KUDA, NIRWAN ARSUKA
Oleh Hamid Basyaib TIBA-tiba suatu sore Nirwan Arsuka muncul di kantor saya di Mampang, dengan sepeda motor yang warna dan modelnya kontan mengingatkan saya pada motor tukang pos yang tiap bulan mengantarkan wesel dari kampung. Dua lapis pakaiannya terbungkus jaket kulit hitam. Kerapatan sapu tangan penutup mulutnya memastikan ia mustahil ditembus debu Jakarta. Tak jelas…