PERIHAL WARTAWAN DAN GURU

“Saya tidak mau jadi wartawan, tidak bisa kaya,” ujar seorang anak kepada ayahnya.

Ketahuilah Nak, menjadi wartawan itu adalah profesi pengabdian. Demikian pula halnya dengan guru. Karena jasa gurulah maka murid-muridnya ada yang menjadi pengusaha sukses, menjadi orang kaya raya, pejabat tinggi, bahkan menjadi Presiden. Sementara dia masih tetap menjadi seorang guru.

Demikian pula wartawan. Karena pekerjaannya menulis dan mempublikasikan orang lain maka wartawan telah menjadikan banyak orang  sukses dan terkenal serta juga kaya raya. Sementara dia sendiri masih saja menjadi wartawan yang bahkan namanya saja bisa jadi tidak dikenal.

Karier seorang guru bisa meningkat menjadi Kepala Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan, bahkan menjadi Menteri Pendidikan. Tetapi dalam jabatan tersebut dia bukan lagi seorang guru, melainkan jadi birokrat.

Karier wartawan pun bisa menjadi Pemimpin Perusahaan dan pemilik industri media massa yang menjadikannya kaya raya. Tetapi dalam posisi jabatannya itu sesungguhnya dia bukan lagi wartawan melainkan seorang pengusaha. Karena itu ada wartawan senior yang menolak duduk manis di belakang meja. Dia tetap setia menjadi reporter, berkelana ke mana-mana, bertemu dengan banyak orang, dan langsung terjun ke lapangan. Itulah wartawan sejati.

Jadi Nak, buanglah jauh-jauh keinginanmu ingin menjadi kaya kalau memang serius menekuni profesi menjadi wartawan dan/atau  guru. Mereka adalah profesi mulia yang mengabdi sepenuhnya dengan hati nurani. Mereka sesungguhnya tidak pernah tergerak untuk mengejar kekayaan dengan mengandalkan profesinya. (hnr, 250223)

“Saya tidak mau jadi wartawan, tidak bisa kaya,” ujar seorang anak kepada ayahnya. Ketahuilah Nak, menjadi wartawan itu adalah profesi pengabdian. Demikian pula halnya dengan guru. Karena jasa gurulah maka murid-muridnya ada yang menjadi pengusaha sukses, menjadi orang kaya raya, pejabat tinggi, bahkan menjadi Presiden. Sementara dia masih tetap menjadi seorang guru. Demikian pula wartawan.…