MISTERI SUSTER ANGGRAINI (3): Memadu Kasih
HARI-hari berikutnya dijalani Panji dengan semangat yang ceria. Dia seperti merasa hidup kembali dalam dunia yang baru. Hampir setiap malam dia mengantar Anggraini pulang bersama mobilnya. Bercengkerama sepanjang perjalanan tanpa merasa canggung lagi. Panji merasa kehilangan ketika suatu malam tak menemui Anggraini di tepi jalan biasanya. Ah, mungkin dia shift malam sehingga pulang pagi.
Karena itu ketika mereka bertemu kembali, rasa kangennya pun membuncah. Kali ini mereka tak langsung pulang ke kos Anggraini.
“Kita cari makan yuk,” ajak Panji.
Mereka memang bersepakat tidak ingin me-nunjukkan keakraban ketika berada lingkungan di rumah sakit. Apalagi ketika sedang berdinas. Masing-masing me-nyadari siapa dirinya. Apalagi banyak mata yang mengintai gerak-gerik Panji dan Anggraini dalam posisinya masing-masing. Tetapi serapat-rapatnya mereka menyembunyikan hubungan asmara ini, jaringan “intelejen” swasta pasti mengetahuinya. Panji adalah figur terkenal yang tak lepas dari sorotan. Sementara Anggraini selama ini dikenal sebagai suster cantik primadona Rumah Sakit Jenggala.
Kemudian, minggu berikutnya, satu dua malam Panji tidak bertemu Anggraini. Panji masih mengira keka-sihnya itu masuk malam sehingga tidak bisa bertemu sebagaimana minggu yang lalu. Tapi ini seminggu sudah lewat. Anggraini tidak lagi ditemui. Panji mulai gelisah. Dia memberanikan diri bertanya pada kepala rumah sakit.
Dokter Brajanata seperti tersengat listrik ketika ditanya Dokter Panji perihal Anggraini. Dia berusaha seda-pat mungkin menyembunyikan hilangnya Anggraini seba-gaimana pesan Dokter Luhur. Khususnya pesan bernada ancaman dari isteri Dokter Luhur. Jangan sampai Panji tahu bahwa Anggraini sudah tidak ada. Bilang saja dia pulang ke desanya.
“Anu Dok….. Suster Ani pulang ke desanya,” hanya itu yang bisa dikatakan Dokter Brajanata.
Tentu saja Panji tidak dapat langsung memerca-yainya. Mengapa Anggraini tidak pamit? Ini pasti ada yang tidak beres. Panji tidak berminat bertanya lagi. Dokter Brajanata lega, terbebas dari pertanyaan-pertanyaan yang menerornya.
Tapi ternyata beberapa hari kemudian teror baru datang dari isteri Dokter Luhur.
“Kemana Dokter Panji?”
Waduh….. mengapa dia yang jadi sasaran pertanyaan sulit ini. Dia juga baru menyadari bahwa beberapa hari ini Dokter Panji tidak kelihatan di rumah sakit. Meski Dokter Panji masih belum resmi menjabat sebagai kepala rumah sakit, biasanya tiap hari selalu hadir untuk orientasi kerjanya.
Tapi kali ini, Dokter Panji menghilang, menyusul Anggraini. Duuh Gusti… pusing pala beybeh..
- Bersambung
- Serial sebelumnya sila klik:
HARI-hari berikutnya dijalani Panji dengan semangat yang ceria. Dia seperti merasa hidup kembali dalam dunia yang baru. Hampir setiap malam dia mengantar Anggraini pulang bersama mobilnya. Bercengkerama sepanjang perjalanan tanpa merasa canggung lagi. Panji merasa kehilangan ketika suatu malam tak menemui Anggraini di tepi jalan biasanya. Ah, mungkin dia shift malam sehingga pulang pagi. Karena…