AMANG RAHMAN “HIDUP KEMBALI”

Catatan receh oleh Henri Nurcahyo

POSTER publikasi diskusi buku “Estetika Sufistik Amang Rahman” beredar di laman fesbuk. Saya langsung kaget  bercampur senang, dan sekaligus menyayangkan. Mengapa acara bagus itu (setidaknya menurut saya) diselenggarakan di Yogya? Coba kalau di Surabaya, saya pasti hadir, dan banyak penggemar Amang juga meramaikannya. “Adakan saja lagi di Surabaya,” ujar Halim HD, orang yang memposting acara itu. Iya sih, mengapa tidak diadakan acara serupa di Surabaya sebagai tempat dan tanah kelahiran Amang Rahman? Tiba-tiba saya merasa Pak Amang hidup kembali.

Kemudian saya kontak Yunus Jubair, anak Amang, mungkin dia tertarik berangkat ke Yogya. Ternyata Yunus gak bisa karena pada hari dan jam yang sama dia ada acara pembukaan pameran lukisan di Balai Pemuda. “Titip bukunya saja,” ujar Yunus.

Setelah maju mundur beli tiket berangkat ke Yogya akhirnya saya memutuskan berangkat ke Yogya, hari Rabu (5/4/23) pagi jam 09.20 karena jadwal kereta yang pas hanya itu, sementara acara berlangsung jam 16.30. Menurut jadwal kereta api akan sampai di stasiun Tugu jam 14.00 dan rencana saya akan melihat-lihat Galeri Kaca Kompleks Sarang Building, Kasihan, Bantul. Saya langsung googling tempat itu ternyata bagus sekali. Artistik, banyak tanamannya, ada café, dan galeri lukisan. Sambil menunggu waktu diskusi saya membayangkan bisa berlama-lama menikmati lokasi.

Tiket sudah OK, tiba-tiba hari Selasa siang ada telpon bahwa saya termasuk salah satu dari 9 orang yang diundang ke Gedung Grahadi untuk suatu acara Kamis pagi. Waduh. Padahal saya rencana di Yogya beberapa hari, mau tidur di rumah pelukis Addy Prana karena sekalian membicarakan banyak rencana bersamanya. Ya sudah, apa boleh buat, janji dengan Addy saya batalkan tetapi saya tetap berangkat ke Yogya tanpa bermalam karena seusai diskusi malam itu juga saya balik ke Surabaya dengan kereta api tengah malam. Jam 04.00 dijadwalkan sudah sampai stasiun Gubeng, bisa pulang sebentar, dan masih ada waktu untuk datang ke Grahadi. Saya langsung pesen tiket pulang.

Ternyata, hari Rabu pagi, posisi saya sudah di atas kereta api, tiba-tiba ada telepon lagi bahwa acara di Grahadi batal. Mundur tanpa batas waktu. Lhadalah. Tahu gitu kan saya bawa perlengkapan buat berada di Yogya beberapa hari sesuai rencana. Di ransel saya hanya ada beberapa buku yang mau saya bagikan di acara diskusi tersebut. Ya sudah. Apa boleh buat.

Begitu sampai stasiun Tugu saya langsung meluncur ke lokasi acara. Wah saya kecewa karena yang disebut Galeri Kaca itu ternyata ruang kosong yang terkunci. Ada café di sebelahnya, ada beberapa orang yang sedang ngopi di situ, saya tanyakan soal panitia acara tidak tahu. Setelah saya berusaha mendapatkan nomornya, saya kontak Hairus Salim sebagai panitia, dan saya menunggu sampai dia datang satu jam kemudian.

Ternyata, pemilik tempat itu adalah Jumaldi Alfi, salah satu pelukis sukses di Yogyakarta. Lokasi diskusi itu hanya sebagian dari lahan yang dimilikinya. Ada lahan lain di seberang jalan, agak ke samping, yang nampak sangat luas. Ada kolam dan beberapa bangunan, ada galeri lagi, dan halaman luas penuh dengan tanaman. Kata Salim, kalau ada pameran skala kecil biasanya diadakan di sini, sedangkan pameran besar di Galeri Kaca yang disebut sebagai tempat diskusi buku kali ini. Namun prakteknya diskusi itu bukan diadakan di Galeri Kaca melainkan sebuah ruangan kecil di belakang sebagai bagian dari café. Nampaknya ada ruangan lain di dataran bawah dengan sejumlah meja kursi untuk pengunjung café.

Wah kok sudah panjang, padahal belum masuk acara inti. Dicukupkan dulu sampai sini saja yaa. Nanti disambung lagi. Maaf. *

Catatan receh oleh Henri Nurcahyo POSTER publikasi diskusi buku “Estetika Sufistik Amang Rahman” beredar di laman fesbuk. Saya langsung kaget  bercampur senang, dan sekaligus menyayangkan. Mengapa acara bagus itu (setidaknya menurut saya) diselenggarakan di Yogya? Coba kalau di Surabaya, saya pasti hadir, dan banyak penggemar Amang juga meramaikannya. “Adakan saja lagi di Surabaya,” ujar Halim…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • 19,672
  • 89